Bokushinu Jilid 1 Prolog

On Minggu, 23 Oktober 2016 0 komentar

=========================================================
Oke, postingan ini adalah tanda dari kebangkitan blog ini... Tanpa tangung-tanggung, menggandeng salah satu fantranslation teman untuk bekerja sama dalam menggarap seri ini... Diterjemahkan oleh agan Hiiro-sama dari Sekki & Kyou Translation dan ane sebagai penyuntingnya...
Semoga kerja sama proyek  seri ini bisa berjalan lancar sampai selesai... Amin...
Sekadar info, walau kami memampang hasil terjemahan seri ini di fantranslation masing-masing, tapi seri ini bisa agan sekalian baca satu hari lebih cepat di Sekki & Kyou Translation...
Selamat menikmati....
=========================================================


Prolog


Pendarahannya tidak berhenti.

Di hari itu, seorang gadis meninggal di hadapanku.

Hujan turun selagi tubuh itu — yang dibasahi oleh keruhnya air hujan — akhirnya berhenti berdetak.

Tragedi kecil ini — yang terjadi di sebuah tempat tidak dikenal dalam dunia ini — menyedot perhatian orang-orang yang sedang menjalani keseharian mereka.

Kerumunan orang-orang — yang dipenuhi oleh hawa penasaran — menyaksikan adegan itu selagi gelapnya hujan di atas ambulans dengan samar-samar merefleksikan siluet sebuah mobil polisi.

Suara dari sirine menutupi riuhnya keadaan sekitar, begitu agresifnya hingga sebanding dengan membuat riak pada laut yang dalam.

Tidak lama setelahnya, hujan yang tanpa henti itu membilas habis segalanya.

Satu-satunya jejak yang tertinggal dari sang gadis adalah darahnya yang tercecer.

Hanya bekas darah itu saja yang tidak menghilang, seolah telah mengering.

Aku — yang tidak akan pernah kembali pada kehidupan normalku — mengambil sebuah buku kecil yang jatuh di dekat kakiku.

Buku kecil itu benar-benar basah, terendam dalam cairan merah.

Foto-foto di dalamnya sudah rusak hingga tidak mungkin melihat seperti apa gambarnya. Hanya sebuah nama yang masih bisa diuraikan.

Hikari Yumesaki.

Nama seorang gadis yang sudah meninggalkan dunia ini.

Ini adalah nama yang diberikan untuk seseorang yang bercita-cita meraih cahaya mimpi dan masa depannya.

Masa depan yang tidak akan pernah datang padanya.

Sebuah cerita yang telah berakhir yang tidak dapat lagi berlanjut.

Karena dia—

"Aku akan mengambil separuh masa hidupmu."

Kuangkat kepalaku, dan sebuah ketidaknyamanan mulai kurasakan.

Sesuatu itu muncul di sisi jalan gelap di hadapanku.

Sebuah sosok mencurigakan, dengan pakaian serba hitam dari kepala sampai kaki, sedang berdiri di sana.

Sosok itu, bahkan tanpa memegang payung, dia tetap kering di bawah guyuran hujan.

Akan tetapi, tampak seperti pohon mati yang membusuk ....

"Gunakan separuh masa hidupmu untuk menyelamatkannya."

... ucap sosok tersebut dengan dengan nada seseorang yang sedang menahan tawa.

Lalu, aku pun menjawab,

"Ayo, berengsek."

Ada sesuatu yang ingin kutanyakan pada gadis ini.

Saat-saat dia meninggalkan dunia ini ..., apa pendapatnya mengenai dunia yang kejam ini.



0 komentar:

Posting Komentar